Tantangan Baru PT. Dwitunggal Bangun Persada Ditengah Perubahan Kebijakan Ekonomi

Tantangan Baru PT. Dwitunggal Bangun Persada Ditengah Perubahan Kebijakan Ekonomi

SENTUL โ€“Direktur PT. Dwitunggal Bangun Persada (DBP), Henry menyampaikan, sebagai produsen furnitur kustom merek Zmobel, menghadapi tantangan besar akibat pergeseran kebijakan anggaran pendidikan pemerintah.

โ€œSituasi ini menuntut perusahaan untuk segera mengantisipasi persaingan dan menyesuaikan strategi bisnisnya, ujar Henry, Kamis (18/9/2025) di Sentul, .

Pada Agustus 2025, Presiden Prabowo mengumumkan delapan agenda prioritas pemerintah untuk tahun 2026, salah satunya adalah fokus pada โ€œPendidikan Bermutu untuk Sumber Daya Manusia Berdaya Saing Globalโ€. Henry mengungkapkan, meskipun anggaran pendidikan tetap besar, yaitu 20% dari RAPBN 2026 (sekitar Rp757,8 triliun), fokus alokasinya berbeda dari tahun sebelumnya.

Menurut Kementerian Keuangan, dana pendidikan tahun 2026 akan diprioritaskan untuk:

โ€ข Peningkatan kualitas guru โ€ข Pendidikan vokasi โ€ข Kesesuaian kurikulum dengan dunia kerja

Fokus ini bergeser dari RAPBN 2025, yang masih mengalokasikan anggaran besar untuk pembangunan infrastruktur, pengadaan sarana dan prasarana, serta renovasi sekolah.

Dampak pada Bisnis Furnitur Kustom

Pergeseran kebijakan ini berdampak langsung pada PT. DBP:

โ€ข Alokasi untuk permintaan furnitur baru atau perbaikan dari pemerintah pusat dan daerah sudah minim sejak tahun 2025.

โ€ข Dengan tidak lagi memprioritaskan pembangunan atau renovasi sekolah pada RAPBN 2026, permintaan dari sektor pemerintah diproyeksikan akan semakin berkurang.

โ€ข Situasi ini menimbulkan tantangan besar, terutama bagi produsen furnitur kustom di sektor pendidikan.

Strategi Jangka Pendek Perusahaan Untuk mengatasi kondisi ini, PT. DBP perlu segera menyesuaikan strategi perusahaan:

1. Diversifikasi Pasar: Perusahaan tidak bisa lagi bergantung pada proyek pengadaan pemerintah di sektor pendidikan. Perluasan target pasar ke sektor komersial (seperti hotel, restoran, dan perkantoran) atau residensial (perumahan) sangat penting.

2. Peningkatan Kualitas dan Inovasi Produk: Fokus pada pendidikan vokasi membuka peluang untuk menyediakan furnitur yang lebih spesifik dan fungsional, seperti meja praktik atau fasilitas pendukung di sekolah kejuruan.

3. Ekspansi Pasar Ekspor: Perusahaan harus aktif menjajaki pasar ekspor untuk sarana pendidikan di negara lain, misalnya dengan berpartisipasi dalam pameran dagang internasional atau menjalin kemitraan dengan distributor luar negeri.

Henry berharap, dengan mengalihkan fokus dari proyek pemerintah ke pasar yang lebih beragam, meningkatkan inovasi produk, dan menggarap pasar ekspor, perusahaan dapat mengantisipasi tantangan ini dan memastikan pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Powered by